Cerdas dalam Memilih Kosmetik. Yuk Stop Menggunakan Kosmetik Bermerkuri!
“Kita itu kan meng-influence teman-teman, jangan sampai kita menyebarkan informasi yang salah. Jangan hanya karena ditawarkan uang kita enggak cek lagi apakah ini benar-benar aman atau enggak. Karena ini kan jadi pertanggung jawaban kita,” kalimat dari Ayu Imanda itu langsung terasa jleb banget. Aku mulai mengingat-ingat, kira-kira aku pernah enggak ya menerima tawaran kerjasama dengan produk kosmetik yang berbahaya. Rasanya sih selama ini aku selalu berhati-hati dan pilih-pilih untuk menggunakan produk kosmetik.
Benar sekali yang dibilang sama Ayu Imanda itu, biar bagaimana pun, kita sebagai blogger, influencer bertanggung jawab atas apa yang kita sampaikan kepada pembaca dan followers kita. Aku jadi ingat beberapa waktu yang lalu sempat ramai Tasya Farasya mengingatkan kepada selebgram, influencer, artis untuk tidak menerima tawaran kerjasama dengan kosmetik abal-abal. Sempat ramai dan menuai pro dan kontra. Tapi sebenarnya pesan dia itu benar banget, kita mesti berhati-hati menggunakan kosmetik. Jangan sampai bukannya cantik, tapi malah kulit kita menjadi rusak.
Beberapa tahun yang lalu juga sempat heboh cerita seorang beauty bloger yang kulitnya rusak akibat salah penggunaan kosmetik. Duh, jangan sampai deh aku mengalami hal itu. Juga dengan kalian, pembaca kesayangan ulasancantik.com, semoga jauh-jauh dari kosmetik yang bermerkuri dan tidak terjerat pada tagline putih dalam sekejap.
Eh iya, ngomong-ngomong, aku bahas ini tuh karena aku baru saja usai mengikuti acara talkshow online bertema “Stop Kosmetik Bermerkuri – Petaka Dibalik Putih Sekejap” yang diselenggarakan oleh BPOM. Acara ini menghadirkan Dr. Penny K. Lukito, MCP, Kepala BPOM RI, Dra. Mayagustina Andarini. Apt, M.Sc. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, dr. Anggind G. Andromeda (Dokter Grand Lich), youtuber/pengamat kosmetik, dr. Listya Paramita SP.KK, dokter spesialis kulit dan kelamin, Vidi Aldiano, serta Dhini Aminarti sebagai narasumber. Acara yang berlangsung sekitar 2.5 jam dipandu oleh Ankatama Ruyatna ini bukan saja menarik dan mengedukasi menurut aku sih, tapi sedikit banyak buat aku merenung dan mengingat-ngingat kosmetik apa saja yang sudah aku gunakan selama ini.
Petaka Dibalik Putih Sekejap
Waspada terhadap kosmetik bermerkuri sebenarnya bukan hal yang baru yang aku dengar. Isu ini sudah sering diangkat dan dibahas berulang kali. Bosan? Enggak juga. Karena kenyataannya sampai saat ini masih ada kosmetik bermerkuri dan tidak sedikit orang yang terjebak menggunakannya dengan iming-iming ingin bisa menjadi putih.
Standar kecantikan di Asia, tidak terkecuali di Indonesia masih cenderung menilai dari warna kulit. Tak jarang orang beranggapan putih itu cantik dan akhirnya dengan mudah termakan jargon bisa putih dalam sekejap. Sangat wajar kok bila kita ingin menjadi cantik. Aku juga sama. Enggak ada yang salah dengan keingan ini. Tapi yuk kita ubah mindset kita bahwa cantik tidak harus putih. Cantik adalah memiliki kulit yang sehat dan terawat. Jangan sampai kecantikan yang hanya sesaat itu malah membawa petaka berupa kerusakan kulit akibat bahan-bahan yang berbahaya di dalam kosmetik.
Apa sih tujuan kita menggunakan kosmetik? Tentunya tujuan kita menggunakan kosmetik adalah untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, menghilangkan bau badan, melindungi, dan memelihara tubuh. Benar bukan? Sayangnya tidak jarang ada oknum-oknum tertentu yang justru memasukan bahan kimia berbahaya seperti merkuri ke dalam produk kosmetik.
Ini nih tanda-tanda yang akan muncul saat kita menggunakan kosmetik bermerkuri. Yaitu, kulit kering, kasar, mengelupas, kemerahan pada kulit, rasa ter bakar, gatal, panas, dan sensitif terhadap sinar matahari. Sayangnya sering kali tanda-tanda itu kita abaikan karena menganggap ini adalah “proses yang wajar”. Tak jarang ketika kita konsultasi ke tempat kita membeli kosmetik akan dijawab bahwa ini tuh artinya krim pemutihnya lagi bekerja. Padahal lama kelamaan kondisi ini akan semakin parah dengan membuat kerusakan kulit (dermatitis, hipo/hiper pigmentasi, baboon syndrome, erythema persisten), gangguan sistemik). Ngeri banget bukan?
Terus apa yang harus kita lakukan untuk bisa sembuh kalau sudah terlanjur pakai produk kosmetik bermerkuri?
- Langkah pertama sudah pasti, stop penggunaan krim bermerkuri
- Langkah kedua, liat gejala yang muncul akibat pemakaian krim bermerkuri ini. Bila terjadi gangguan pada kulit maka segeralah ke dokter SpKK. Dan bila terjadi gangguan sistemik, konsultasikan pada dokter SpPD, Sp.BU, SpS, dll sesuai dengan gejala yang kamu rasakan.
Yuk Cerdas Memilih Kosmetik!
Aku yakin banget deh kalau kita semua meski ingin cantik tapi enggak mau kan hanya cantik sesaat dan berujung dengan malapetaka? Makanya mulai sekarang yuk kita mulai cerdas untuk memilih kosmetik yang kita gunakan. Caranya gimana? Ini nih aku kasih tahu cara untuk cerdas memilih kosmetik yang aku dapatkan dari talkshow ini.
- Selalu terapkan CEK KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, Kedaluwarsa). Pastikan produk kosmetik yang akan kita beli memiliki BPOM. Ubah cara berpikir kita, janganlagi terobsesi dengan kulit putih. Cantik tidak harus putih.
- Jangan mudah tergiur dengan iklan kosmetik yang menjanjikan efek instan (termasuk online)
- Laporkan ke Badan POM jika mengetahui ada kegiatan produksi dan perdagangan kosmetik bermerkuri.
Mengingatkan soal cerdas memilih kosmetik ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya untuk diri kita, tapi juga agar enggak semakin banayak orang yang aware tentang bahaya merkuri ini. Sesuai dengan hukum ekonomi, dimana ada permintaan, di sana akan ada penjualan. Selama masih banyak orang yang terobsesi dengan kulit putih dengan cara yang instan, besar kemungkinan produk kosmetik bermerkuri masih akan ada di pasaran.
Yuk kita bersama-sama cerdas dalam memilih kosmetik. Boleh banget ingin cantik, tapi tetap pastikan kesehatan. Aku juga sama kok, mau cantik dan terus sehat. Kalian ada yang pernah punya pengalaman menggunakan kosmetik bermerkuri? Share dong kisah kalian di kolom komentar.